Nama : Dani Jaya Putra
NPM :
22213008
Kelas : 4EB28
Dosen : Budiasih, SE., MMSi.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2016
PENDAHULUAN
Perusahaan dengan kegiatan
operasional luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan keuangan gabungan
yang memberikan laporan pada para pemaba informasi mengenai operasional
perusahaan global. Untuk itu, laporan keuangan mata uang asing dari anak
perusahaan yang dihitung dengan mata uang asing dilaporkan lagi terhadap mata
uang yang digunakan laporan induk perusahaan. Proses pelaporan informasi
keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut transali mata uang
asing (translation). Banyak
permasalahan yang berhubungan dengan translasi mata uang asing muncul dari
fakta bahwa nilai relatif mata uang asing hampir tidak pernah stabil. Tingkat
variabilitas nilai tukar, dikombinasikan dengan perbedaan antara metode
translasi mata uang asing dan penanganan terhadap translasi mata uang asing
keuntungan dan kerugian, semakin mempersulit untuk dapat membandingkan hasil
suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, ataupun perbandingan dalam satu
perusahaan dari periode satu dengan periode lainnya. Terdapat tiga alasan
tambahan dalam translasi mata uang asing :
1. Mencatat
transaksi mata uang asing ;
2. Memperhitungkan
efekna perusahaan terhadap tanslasi mata uang ; dan
3. Berkomunikasi
dengan peminat saham asing.
Untuk tujuan pembukuan, aset tau
kewajiban mata uang asing dikatakan rentan risiko keuangan jika tingkat
perubahan pada mata uang asing yang ditranslasikan menyebabkan perubahan pada
(laporan) padanannya mata uang induk perusahaan.
LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
Translasi mata uang asing
tidaklah sama dengan konversi, yaitu translasi mata uang secara fisik.
Translasi mata uang asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi moneter.
Neraca mata uang asing ditranslasikan terhadap pendanaannya mata uang domestik
oleh nilai tukar mata uang asing: harga satu buah unit mata uang diartikan
dalam mata uang lainnya. Peserta pasar termasuk bank dan perantara keuangan
lainnya, perusahaan bisnis, individu, dan pedagang internasional
dihubungkanoleh jaringan komunikasi modern. pasar translasi matauang asing
memfasilitasi transfer pembayaran internasional (seperti dari importir ke
eksportir). Transaksi mata uang asing bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau di pasar swap.
Pembelian/penjualan mata uang asing di tempat normalnya harus segera
disampaikan, yaitu sekitar dua hari kerja.
Kurs pada pasar spot bersifat langsung atau tidak
langsung. Pada translasi langsung, kurs menetapkan jumlah unit mata uang
domestik yang dibutuhkan untuk mendapatkan unit ata uang asing. Kurs di pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, antara
lain:
a. Perbedaan
tingkat inflasi antar negara,
b. Perbedaan
pada saham nasional, dan
c. ekspektasi
mengenai arah mata tingkat mata uang selanjutnya.
Neraca hasil translasi mata uang
asing bisa dilakukan baik dengan translasi langsung ataupun translasi tidak langsung.
Padanannya mata uang domestik didapatkan dengan cara mengalikan neraca mata
uang asing dengan nilai tukar mata uang asing secara langsung atau membagi
neraca mata uang asing dengan translasi tidak langsung.
Transaksi pada pasar forward adalah persetujuan untuk
mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan
datang. Translasi di pasar ini mendapatkan potongan di pasar spot. Pasar
forward dan pasar spot sering menawakan bid
(penawaran) dan ask (permintaan). Translasi
bid adalah apa yang dibayar oleh
perantara mata uang asing kepada anda untuk mata uang asing. Translasi ask adalah tingkat dimana perantara akan
menjual mata uang asing kepada anda.
MASALAH
Jika nilai tukar mata uang asing
relatif stabil, translasi mata uang asing keuangan tidak akan lebih sulit
daripada mentranslasikan per inchi atau kaki terhadap padannya mterik tersebut.
Namun, biar bagaimanapun nilai tukar tidak pernah stabil. Sistem keuangan pada
kebanyakan negara industri sangat bebas dalam menentukan nilai mereka sendiri
pada pasar saham.
EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF
TRANSLASI MATA UANG ASING
Tiga kurs translasi di bawah
yang dapat digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata
uang domestik, antara lain:
1. Kurs
saat ini, adalah kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
2. Kurs
historis, adalah translasi mata uang yang berlaku saat aset dengan mata uang
asing pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing
pertama kali muncul.
3. Kurs
ratarata, adalah nilai ratarata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs
historis atau saat ini. Oleh karena itu kurs ini hanya merupakan variasi pada
kurs historis atau saat itu.
Penggunaan kurs historis menjaga
laporan keuangan dari keuntungan atau kerugian translasi mata uang asing, yaitu
dari kenaikan atau penurunan padanannya dolar pada neraca mata uang asing
berkaitan dengan fluktuasi dalam nilai tukar mata uang asing di antara periode
pelaporan. Lalu, penggunaan kurs saat ini menimbulkan keunutngan atau kerugian.
Terdapat dua tipe penyesuaian
transaksi, antara lain:
1. Gains and losses settled transactions (keuntungan
dan kerugian pada transaksi labil), muncul walaupun nilai tukar pada pembukuan
transaksi awal berbeda dengan tingkat pada pencapaian.
2. Gains or losses unsettled transactions
(keuntungan dan kerugian pada transaksi tidak stabil), muncul saat laporan
keuangan dipersiapkan sebelum transaksi disetujui.
Terdapat tiga permasalahan utama
yang berhubungan dengan tingkat fluktuasi translasi mata uang, antara lain :
1.
Nilai tukar bagaimana yang digunakan untuk
mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik?
2.
Aset dan kewajiban dengan mata uang asing mana
yang terkena nilai tukar mata uang asing?
3.
Bagaimana perhitungan keuntungan dan kerugian
translasi mata uang asing?
Transaksi Mata Uang Asing
Transaksi mata uang asing akan
muncul saat perusahaan membeli atau menjual produk yang pembayarannya
menggunakan mata uang asing atau juga saat pinjam meminjam dengan mata uang
asing.
Transaksi mata uang asing
mungkin menggunakan sat mata uang akaan tetapi dihitung dengan mata uang lain.
Mata uang fungsional suatu perusahaan adalah mata uang utama yang digunakan
untuk menjalankan bisnis, menghasilkan, dan menghabiskan kas.
FAS No.52, keputusan pihak yang
berwenang AS pada akuntansi untuk mata uang asing, mengamanatkan persyaratan
untuk transaksi mata uang asing.
1.
Pada tanggal transaksi diakui, setiap aset,
kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang muncul harus
dihitung dan dicatat dalam mata uang fungsional dalam catatan secara
keseluruhan dengan pengaruh nilai tukar pada saat itu.
2.
Pada tiap tanggal neraca, neraca tercatat yang
menggunakan mata uang asing selain mata uang fungsional pada pencatatan harus disesuaikan
untuk menggambarkan nilai tukar saat itu.
Prespektif Transaksi Tunggal
Pada prespektif transaksi
tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil/tidak) dimasukkan sebagai
penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan
perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
Prespektif Transaksi Ganda
Pada prespektif transaksi ganda,
penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yyang terpisah dari penjualan yang
memberikan tambahan pendapatan.
TRANSLASI MATA UANG ASING
Metode translasi mata uang asing
dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe :
1.
Metode nilai tukar tunggal, untuk mengembalikan
neraca asing ke dalam padanannya mata uang domestik.
2.
Metode nilai tukar mata uang ganda.
Metode Nilai Tukar Tunggal
Metode ini mengaplikasikan nilai
tukar tunggal, harga penutupan atau harga saat itu, terhadap semua saham dan
utang asing. Pendapatan dan beban mata uang asing secara umum ditranslasikan
pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui.
Pada metodetunggal, laporan
keuangan operasional asing (yang dilihat oleh induk perusahaan sebagai satu
kesatuan otonom) memiliki laporan domisili tersendiri: keadaan mata uang lokal
dimana anak perusahaan berbisnis.
Metode Nilai Tukar Ganda
Metode nilai tukar ganda
mengkombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses translasi mata
uang asingnya.
1.
Metode Current-Noncurrent, aset lancar yang
dimiliki anak perusahaan saat itu
ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan
keuangannya dengan kurs saat ini. Aset dan kewajiban noncurrent ditranslasikan
pada kurs historis. Item laporan laba rugi ditranslasikan pada aplikasi tingkat
rata-rata operasional tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang mencakup
seluruh periode yang dilaporkan.
2.
Metode
Moneter-Nonmoneter, menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan
nilai tukar mata uang asing yang sesuai. Aset dan kewajiban moneter
ditranslasikan dalam kurs saat ini. Item nonmoneter ditranslasikan dalam kurs
historis. Oleh karena item moneter dimasukkan dalam kas, penggunaan kurs saat
ini untuk translasi mata uang asing, item tersebut menghasilkan padanannya mata
uang domstik yang merefleksikan nilai yang dapat dicapai atau nilai
penyelesaian. Metode ini juga bergantung pada skema klasifikasi untuk
menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai.
3.
Metode
kurs sementara, dengan metode ini translasi mata uang asing tidak mengubah
sifat sebuah item yang dihitung; hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan
saja atau dengan kata lain translasi mata uang asing disajikan ulang
menggunakan mata uang item tersebut, tetapi bukan penilaian aktual. Pada metode
ini,item moneter seperti kas, piutang , dan utang ditranslasikan dalam kurs
saat itu. Item nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjaga dasar perhitungan
awal. Metode ini memberikan banyak keuntungan dan kerugian.
Kurs Saat Ini yang Sesuai
Nilai tukar mata uang asing yang
sesuai harus merefleksikan realitas bisnis dan ekonomi sedalam mungkin. Nilai
tukar pasar bebas untuk transaksi spot
di negara di mana akun yang ditranslasikan berasal, merupakan nilai tukar yang sesuai
untuk menghitung nilai transaksi pada saat itu. terkadang sebuah negara
mengaplikasikan nilai tukar berbeda terhadap transaksi yang berbeda. Dalam
situasi seperti itu, kita harus memilih salah satu diantara nilai tukar yang
ada. Beberapa kemungkinan berikut ini yang disarankan antara lain:
1.
Nilai tukar pembagian dividen,
2.
Nilai tukar pasarbebas, dan
3.
Nilai tukar penalty atau preference teraplikasi,
seperti yang diasosiasikan dengan impor dan ekspor.
Keuntungan dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
1.
Penangguhan,
meniadakan penyesuaian translasi mata uang asing pada pencatatan lancar
biasanya dianjurkan karena penyesuian tersebut merupakan hasil dari proses
penyajian ulang. Perubahan pada mata uang domestik padanannya pada aset bersin
anak perusahaan tidak akan diakui dan tidak memiliki efek pada arus kas mata
uang lokal yang dijalankan oleh asing.
2.
Penangguhan
dan Amortisasi, beberapa perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian
serta amortisasi penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca
terkait. Di sini, translasi mat uang asing keuntungan dan kerugian yang
berhubungan dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi terhadap masa
penggunaan aset, berarti, ianggap sebagai laba dengan cara yang sesuai dengan
beban depresiasinya.
3.
Penangguhan
Sebagian, pilihan ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan dan kerugian
hasil translasi mata uang asing adalah dengan mengakui kerugian segera saat
terjadinya, akan tetapi mengakui keuntungan hanya jika terealisasi saja.
4.
Tidak Ada
Penangguhan, pilihan laporan akhir yang dilakukan oleh banyak perusahaan di
seluruh dunia adalah untuk mengenali secara cepat mengenai keuntungan dan
kerugian translasi mata uang asing dalam laporan laba rugi. Pilihan ini
memandang segala tipe penangguhan adalah palsu dan salah.
PENGEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI MATA UANG
ASING
1.
Pra-1965,
sebelum tahun 1965 praktik translasi mata uang asing pada banyak perusahaan AS
dipandu oleh Accounting Research Bulletin.
Pernyataan tersebut mengadvokasi metode current-noncurrent.
2.
1965-1975,
ARB No.43 memperbolehkan beberapa pengecualian khusus dalam metode current-noncurrent. Translasi mata uang
asing seluruh pembayaranan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini tersebut
diperbolehkan setelah Accounting
Principles Board Opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perubahan
tersebut memberikan pilihan bagi perusahaan dalam ARB No.43.
3.
1975-1981,
Untuk mengakhiri perbedaan metode pada standar translasi mata uang asing
sebelumya, FASB mengeluarkan FAS No.8 pada tahun 1975. Pernyataan ini secara
signifikan mengubah praktik perusahaan asing AS dalam memasukkan GAAP AS dengan
menerima metode translasi mata uang asing kurs sementara.
4.
1981-sekarang,
pada bulan mei 1978, FASB mengundang komentar masyarakat tentang 12 keputusan
pertamanya. Kebanyakan 200 surat yang diterima berhubungan dengan FAS No.8,
meminta untuk mengubahnya.
GAMBARAN STANDAR NO.52/STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
21
FAS No.52 dan Versi baru IAS 21
bertujuan untuk :
1.
Menampilkan, dalam laporan gabungan, hasil
keuangan dan keterhubungan dihitung dengan mata uang primer yang dikonsolidasikan
antara laporan induk dan anak perusahaan bisnis (dengan mata uang fungsional).
2.
Menyediakan informasi yang secara umum
kompatibel dengan efek ekonomi yang diharapkan pada perubahan nilai tukar pada
ekuitas dan arus kas perusahaan.
Translasi saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional
Jika mata uang fungsional adalah
mata uang asing yang tercatat dan dimasukkan, maka laporan keuangannya
ditranslasikan ke dalam dolar menggunakan metode kurs saat ini.
Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
Saat mata uang induk perusahaan
adalah mata uang fungsional asing gabungan, laporan keuangan mata uang asing
tersebut akan dihitung terhadap dolar menggunakan metode kurs sementara.
Translasi saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Usaha gabungan asing mungkin
akan tetap mencatat pembukuanna dalam satu mata uang asing saat mata uang
fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan keuangan
akan dihitung ulang dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsional (metode
kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan metode kurs
saat ini.
PERMASALAHAN PERHITUNGAN
1. Prespektif
Laporan
2. Harga
Perolehan
3. Laba
Terkelola
TRANSLASI MATA UANG ASING DAN INFLASI
Hubungan terbalik antara tingkat
inflasi sebuah negara dengan nilai eksternal mata uangnya telah ditunjukkan
secara empiris. Sehingga penggunaan kurs saat ini untuk mentranslasikan biaya
aset nonmoneter yang bertempat dalam kondisi yang cenderung berinflasi akan
menghasilkan padanannya mata uang domestik jauh dibawah nilai aslinya. Pada
saat yang bersamaan laba yang ditranslasikan akan lebih besar karena
berhubungan dengan depresiasi biaya. Metode kurs sementara memeiliki batasan
tersendiri, yaitu : Translasi mata uang asing pada kurs historis akan bernilai
hanya jika tingkat inflasi antara negara tempat anak perusahaan dan negara
induk perusahaan berkorelasi negatif dengan nilai tukar.
REFERENSI :
Choi, Freerick D. S, dan Meek,
Gary K,. 2010. Akuntansi Internasional
Buku 1 Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat. Hal.231-266.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar